Friday, 13 July 2012

Disebalik wajah manusia

"Kesedihan tak pernah terkecuali. Ia sering datang dan pergi bukan untuk jadi seorang yang paling tak terdaya. Tapi jadi seorang yang sedayanya untuk terima setiap ada yang terbentang didepannya..." --BSA


Kita tak pernah tahu apa yang ada disetiap hati manusia. Kita lebih melihat yang tersurat berbanding dari tersirat.

Manusia, adalah orang yang paling susah untuk kita baca jalannya. Apa pun. Dikurniakan Tuhan pelbagai hati untuk jadi seorang yang bagaimana.

Ada manusia memilih untuk galau disetiap status FB dan twitternya. Khabarkan bahwa dia sedang sedih tentang dunia yang saban waktu memukulnya. Pilih jalan untuk luah rasa, untuk beritahu dunia bahwa dia manusia yang bagaimana.

Ada manusia memilih untuk diam dalam kesedihannya. Jadi orang yang paling kuat menangis atas sejadahnya. Kerna dia tahu, kesedihan yang maha walau datangnya dari manusia, ia diizinkan oleh Tuhan untuk setiap hambanya.

Kesedihan tak pernah terkecuali. Ia sering datang dan pergi bukan untuk jadi seorang yang paling tak terdaya. Tapi jadi seorang yang sedayanya untuk terima setiap ada yang terbentang didepannya.

Orang-orang tepi kita, kita sendiri tak tahu apa yang dia hadap. Cuma dibalik bangun tidurnya, kita hanya lihat dia ketawa sambil makan sarapan kegemarannya dan terus bercerita soal-soal yang lucu.

Tidak. Mungkin juga tak akan dia bercerita tentang bagaimana susahnya dia. Orang disebalik wajah ini mungkin jalan terdahulunya pernah meledak dengan amarah hingga disatu ketika dihadapnya; TAK APA.

Manusia yang optimis jalan berliku mana pun dia masih lagi tersenyum. Walau hari-hari dia terpaksa jadi seorang yang pura-pura dibalik senyum palsu semata dia mahu orang disekeliling lihat, dia baik-baik saja. Paling gagah dalam hati keras seorang manusia.

Manusia paling gagah adalah manusia yang senyum dibalik duka. Hanya membiarkan emosi terbang keluar dari hati biarpun sehebat mana meledaknya ia dihatinya.

Lalu saja--

Manusia yang sering tertawa kita tidak tahu apa yang ada dibenaknya, apa yang bermain saat sendirinya, apa yang ada dalam tidur malamnya yang sepi.

Bangun pagi, makan tengah hari, minum petang, makan malam, setiapnya itu disahut dengan tawa dan baik-baik saja.

Manusia yang riang tidak sepatus persen memberitahu bahwa dunia ini tanpa masalah. Malah, terkadang manusia yang periang ini banyak dilihat sebagai manusia yang paling murung dalam malamnya.

Tak ramai dan terkadang tak tak pernah ada yang peduli. Kasihan.

Manusia disebalik wajah gembira dan lara adalah manusia paling hebat. Menyembunyikan keperitan semata hanya ingin teman-temannya percaya bahwa setiapnya itu adalah kecil-kecil saja walau ditanggungnya itu bukan sekadar ombak kecil yang menolak air dipantai.

Tak ramai.

Tak ramai yang ada sifat ini pada hati setiap manusia.

Manusia yang kuat bercerita terkadang dilihat manusia yang sepi sebenarnya. Ajak berbual, bercerita soal masa lalu, dan terkadang diam bila ditanya soal peribadinya.

Mahu dia, dia hanya ingin tahu kesedihan teman-temannya untuk beritahu sendiri pada hatinya;

"duhai hati, kau tidak bersendirian...lihat laranya, lebih dari kau sebenarnya.."

Manusia disebalik wajah menyembunyi kesedihan disebalik tawa, adalah manusia pencari bahagia untuk hatinya sendiri.

Dalam suap makannya, dalam jalan sendirinya, dalam hidup susah sendirinya adalah untuk difahami apa yang terbentang dihadapan-nya.

Sudah ditulis bahwa setiap yang sendiri itu akan berteman, sekurang-kurangnya dia tahu dan pelajari bagaimana untuk hadap itu dan ini satu hari nanti bukan hanya pada sendirian, tapi keluarga besarnya.

Kerna dihujung jalan sendirinya pada satu ketika dulu, sudah ada yang dia perlu beri pada generasinya.

Iaitu;

jadi orang paling gagah dalam menyembunyikan kesedihan pada manusia itu, disayang Tuhan.

Kerna apa? Kerna begitu tinggi harga yang dirasai oleh Tuhan bila setiapnya itu kita mengadu pada dia, untuk tangkis dugaan yang berliku jalannya.


11:23 malam,
13 Julai 2012.

No comments:

Post a Comment